Pages

Senin, 10 Juni 2013

Meraih Keistimewaan Umrah Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Indah Wulandari

Rasulullah selalu menganjurkan untuk beritikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Umrah itikaf atau berumrah pada 10 hari terakhir Ramadhan diyakini membawa berkah ibadah bagi setiap umat Muslim yang melaksanakannya.
Karena memiliki sejumlah kelebihan berumrah di kala itu, para jamaah pun berduyun-duyun melaksankan ibadah tersebut.
"Jumlah peminat umrah di bulan Ramadhan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hampir semua biro perjalanan haji mempunyai program umrah itikaf karena merasa ada keistimewaan bila beribadah di malam-malam Lailatul Qadar di Tanah Suci," ujar Wakil Sekretaris Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Muharom Ahmad.
Para peminat umrah jenis ini, kata dia, sebagian besar pernah menjalani beberapa kali ritual ibadah yang sama (repeating jamaah).
Sayangnya, kata Direktur Utama Cordova Abila Travel ini, minat masyarakat untuk melaksanakan umrah itikaf tidak dibarengi dengan kebijakan yang mendukung dari Pemerintah Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan aturan baru mengenai kuota umrah itikaf untuk Indonesia yang hanya memperbolehkan sebanyak 17 ribu jamaah. Tidak ada kuota tambahan dengan alasan adanya aktivitas pembangunan hotel-hotel di sekeliling Masjidil Haram.
Mengingat tidak adanya kuota tambahan tersebut, Himpuh, kata dia, telah menginstruksikan anggotanya untuk mengantisipasi lonjakan permintaan umrah itikaf.
Rasulullah selalu menganjurkan untuk beritikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Jangan sampai, pelayanan terhadap para jamaah mengecewakan, mengingat membeludaknya peminat untuk berjiaran ke Tanah Haram.
Muharom mengingatkan, berumrah di bulan suci Ramadhan jangan hanya terjebak pada keutamaan semata, tapi kualitas ibadah juga harus tetap terpelihara dan ditingkatkan.

"Meski dikatakan umrah Ramadhan ganjarannya setara ibadah haji, tapi hal itu sangat bergantung dari niat jamaah saat mengikuti semua rukunnya."
Salah satu peminat umrah itikaf adalah Endang Dwijati. Sudah dua kali berturut-turut perempuan ini merasakan kenikmatan beribadah umrah pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Dia merasakan ada sebuah ketenangan menyusup di relung jiwanya saat malam-malam terakhir Ramadhan di Tanah Suci.
"Pengalaman batin yang luar biasa beritikaf di Masjidil Haram. Saat bertarawih pun imamnya membaca ayat-ayat panjang sekaligus mengkhatamkan Alquran. Rasanya, Ramadhan di sana memang dirindukan. saya tidak ingin ibadah Ramadhan berakhir," ujar pemilik usaha percetakan Alquran ini.
Kerinduan batin itu makin membekas di hati Endang. Ia pun selalu berdoa agar raganya bisa kembali ke Tanah Suci pada Ramadhan-Ramadhan berikutnya.
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia Prof Ahmad Satori Ismail menjelaskan, itikaf berarti tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

0 komentar:

Posting Komentar